Oleh : Ainna Khoiron Nawali, M.Pd. (Guru Fikih di MA NU Miftahul Falah)
Pembahasan seputar Islam, terutama dalam menetapkan sebuah hukum harus berpedoman pada al-Qur’an dan sunnah nabi. Kedua sumber ini merupakan sumber hukum dari berbagai persoalan universal dalam kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, bahkan politik. Termasuk juga permasalahan memilih pemimpin.
Memilih pemimpin merupakan sebuah kewajiban. Bagaimana mungkin sebuah Negara atau daerah bisa maju dan berkembang tanpa ada orang yang memimpinnya. Hal itulah yang menjadi permasalahan ketika Rasulullah wafat, yakni siapakah figur yang pantas menggantikan Rasulullah sebagai pemimpin umat atau kepala negara pada waktu itu.
Saat ini bangsa Indonesia sedang mencari pemimpin. Tanggal 17 April rakyat Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi (Pemilu) untuk memilih Presiden, DPR dan DPD. Menurut data KPU, kurang lebih terdapat 185 juta pemilih yang 35% nya merupakan pemilih pemula (anak muda). Dengan jumlah yang lumayan besar, terdapat potensi yang dimiliki anak muda dalam menentukan pemimpin untuk lima tahun kedepan. Oleh karena itu perlunya edukasi, terutama untuk pemilih pemula ini untuk mengetahui dan menentukan pilihannya secara tepat sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk itu, dalam artikel singkat ini akan membicarakan memilih pemimpin dalam perspektif Islam. Sebagai agama yang rahmatan lil’alamain tentu Islam sangat erat dengan aturan-aturan hukum yang menjadi sumber manusia dalam berkehidupan, termasuk di dalamnya adalah berpolitik atau memilih pemimpin.
Memillih PemimpinDi dalam al-Qur’an hanya terdapat sejumlah ayat yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam bermasyarakat dan bernegara secara global. Antara lain ayat yang menerangkan tentang kedudukan manusia di muka bumi, ayat-ayat yang mengajarkan tentang prinsip musyawarah atau konsultasi, ketataan terhadap pemimpin, keadilan, persamaan serta kebebasan beragama, yang kesemuanya itu merupakan prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti dalam QS. An Nisa : 59 yang artinya :
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Berdasarkan ayat tersebut bisa dipahami bahwa para “pemimpin Islam” yang dikenal dengan sebutan khalifah, imamah, ulil amri dan lain sebagainya. Mereka semua haruslah di taati. Oleh karena itu pentingnya mempunyai pemimpin yang baik dan sesuai dengan Islam. Karena pemimpin dalam perspektif Islam tentunya mempunyai kriteria-kriteria yang harus dipenuhi didalamnya.
Kriteria tersebut ada pada moral seorang pemimpin Islam sejati, yang terletak pada sejumlah kualitas Muslim: kesepadanan antara perkataan dan perbuatan, rendah hati, sederhana, jujur, adil, dan meletakkan sandaran kepemimpinannya kepada wahyu Allah dan Sunah Rasul. Pemimpin semacam itu akan berorientasi pada perbaikan kehidupan rakyatnya dengan mendistribusikan sebanyak mungkin nilai manfaat bagi rakyatnya.
Hal terpenting dalam memilih pemimpin dalam perspektif Islam adalah calon pemimpin tersebut telah melaksanakan kriteria pemimpin sebagai muslim yang berkualitas seperti di atas. Di samping itu ia tidak hanya mampu memperlihatkan esensi ke-Islamannya dalam kemasan semata, akan tetapi ia mampu mengimplementasikan ruh ruh Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut dalam tafsir al Misbah, dijelaskan bahwa memilih pemimpin harus punya karakter ideal, yaitu aspek adil, memegang hukum Allah SWT, toleransi, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, mempunyai pandangan kedepan (visioner), mempunyai keberanian dan kekuatan, mempunyai kemampuan dan wibawa.
Oleh karena itu marilah bersama-bersama berikhtiar dalam memilih pemimpin. Karena, meningkatnya sektor perekonomian, adilnya penegakan hukum, majunya kualitas pendidikan, teraturnya tata sosial di masyarakat di negara kita sangat memerlukan pemimpin yang baik. Pentingnya memilih pemimpin Islami harus kita sadari sebagai bentuk yang terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara tercinta Indonesia.
Daftar Pustaka :
Munawar Sjadzali, Islam dan Tata Negara : Ajaran Sejarah Islam dan pemikirannya, (Jakarta : UI Press, 1993)
____,Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2009).
Pembahasan seputar Islam, terutama dalam menetapkan sebuah hukum harus berpedoman pada al-Qur’an dan sunnah nabi. Kedua sumber ini merupakan sumber hukum dari berbagai persoalan universal dalam kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, bahkan politik. Termasuk juga permasalahan memilih pemimpin.
Memilih pemimpin merupakan sebuah kewajiban. Bagaimana mungkin sebuah Negara atau daerah bisa maju dan berkembang tanpa ada orang yang memimpinnya. Hal itulah yang menjadi permasalahan ketika Rasulullah wafat, yakni siapakah figur yang pantas menggantikan Rasulullah sebagai pemimpin umat atau kepala negara pada waktu itu.
Saat ini bangsa Indonesia sedang mencari pemimpin. Tanggal 17 April rakyat Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi (Pemilu) untuk memilih Presiden, DPR dan DPD. Menurut data KPU, kurang lebih terdapat 185 juta pemilih yang 35% nya merupakan pemilih pemula (anak muda). Dengan jumlah yang lumayan besar, terdapat potensi yang dimiliki anak muda dalam menentukan pemimpin untuk lima tahun kedepan. Oleh karena itu perlunya edukasi, terutama untuk pemilih pemula ini untuk mengetahui dan menentukan pilihannya secara tepat sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk itu, dalam artikel singkat ini akan membicarakan memilih pemimpin dalam perspektif Islam. Sebagai agama yang rahmatan lil’alamain tentu Islam sangat erat dengan aturan-aturan hukum yang menjadi sumber manusia dalam berkehidupan, termasuk di dalamnya adalah berpolitik atau memilih pemimpin.
Memillih PemimpinDi dalam al-Qur’an hanya terdapat sejumlah ayat yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam bermasyarakat dan bernegara secara global. Antara lain ayat yang menerangkan tentang kedudukan manusia di muka bumi, ayat-ayat yang mengajarkan tentang prinsip musyawarah atau konsultasi, ketataan terhadap pemimpin, keadilan, persamaan serta kebebasan beragama, yang kesemuanya itu merupakan prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti dalam QS. An Nisa : 59 yang artinya :
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Berdasarkan ayat tersebut bisa dipahami bahwa para “pemimpin Islam” yang dikenal dengan sebutan khalifah, imamah, ulil amri dan lain sebagainya. Mereka semua haruslah di taati. Oleh karena itu pentingnya mempunyai pemimpin yang baik dan sesuai dengan Islam. Karena pemimpin dalam perspektif Islam tentunya mempunyai kriteria-kriteria yang harus dipenuhi didalamnya.
Kriteria tersebut ada pada moral seorang pemimpin Islam sejati, yang terletak pada sejumlah kualitas Muslim: kesepadanan antara perkataan dan perbuatan, rendah hati, sederhana, jujur, adil, dan meletakkan sandaran kepemimpinannya kepada wahyu Allah dan Sunah Rasul. Pemimpin semacam itu akan berorientasi pada perbaikan kehidupan rakyatnya dengan mendistribusikan sebanyak mungkin nilai manfaat bagi rakyatnya.
Hal terpenting dalam memilih pemimpin dalam perspektif Islam adalah calon pemimpin tersebut telah melaksanakan kriteria pemimpin sebagai muslim yang berkualitas seperti di atas. Di samping itu ia tidak hanya mampu memperlihatkan esensi ke-Islamannya dalam kemasan semata, akan tetapi ia mampu mengimplementasikan ruh ruh Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut dalam tafsir al Misbah, dijelaskan bahwa memilih pemimpin harus punya karakter ideal, yaitu aspek adil, memegang hukum Allah SWT, toleransi, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, mempunyai pandangan kedepan (visioner), mempunyai keberanian dan kekuatan, mempunyai kemampuan dan wibawa.
Oleh karena itu marilah bersama-bersama berikhtiar dalam memilih pemimpin. Karena, meningkatnya sektor perekonomian, adilnya penegakan hukum, majunya kualitas pendidikan, teraturnya tata sosial di masyarakat di negara kita sangat memerlukan pemimpin yang baik. Pentingnya memilih pemimpin Islami harus kita sadari sebagai bentuk yang terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara tercinta Indonesia.
Daftar Pustaka :
Munawar Sjadzali, Islam dan Tata Negara : Ajaran Sejarah Islam dan pemikirannya, (Jakarta : UI Press, 1993)
____,Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2009).
0 Komentar