Oleh : Mamila Ziyyit Tuqo, M.Sc.
Dewasa ini, sulitnya mencari lapangan pekerjaan bukan menjadi persoalan yang asing lagi di telinga kita. Kebutuhan akan tenaga kerja dibandingkan dengan pelamar kerja sangat jauh perbedaannya, sehingga pengangguran masih menjadi persoalan di Negara kita. Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2018 masih berjumlah 6,9 juta orang.
Salah satu karakteristik Indonesia adalah bahwa angka pengangguran cukup tinggi dihadapi oleh tenaga kerja muda usia 15 sampai 24 tahun, jauh lebih tinggi dari angka rata-rata pengangguran secara nasional. Mahasiswa yang baru lulus dari universitas dan siswa sekolah baik kejuruan dan menengah mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di pasar kerja nasional. Fenomena tersebut menuntut seseorang harus berfikir lebih agar dapat tetap menyambung hidup. Paradigma inilah yang akhirnya menciptakan gagasan technopreneurship di dunia wirausaha.
Apa itu Technopreneurship?
Istilah technopreneurship sejatinya berasal dari dua kata yakni enterpreneur dan teknologi. Raymond W.Y Kao menjelaskan bahwa seorang enterpreneur merupakan orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu gagasan menjadi realita. Seorang entrepreneur mampu melakukan upaya-upaya kreatif dan inofatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Technopreneurship merupakan proses pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. Antara technopreneur dan entrepreneur keduanya memiliki persamaan yaitu peduli profit, namun technopreneur memiliki satu keunggulan yaitu peduli teknologi. Singkatnya seorang technopreneur adalah seorang entrepreneur yang menggunakan aspek teknologi sebagai keunggulannya.
Menjadi teknopreneur yang sukses harus memiliki tiga syarat. 1) Memiliki sumber daya internal yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawan. Bakat dari lahir, keahlian dan keuletan, otak yang cerdas, kemampuan yang mendukung menjadi salah satu factor penentu keberhasilan seorang teknopreneur. 2) Memiliki sumber daya eksternal yakni factor penunjang yang bisa berbentuk modal usaha atau modal kerja. 3) Faktor X yakni sebuah kesempatan dan keberuntungan yang diberikan Allah kepada hambanya. Seorang calon teknopreneur harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya di atas dimiliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka akan merasa semakin optimis dan keputusan untuk membuat mimpi menjadi tunas-tunas kenyataan sebagai wirausahawan mandiri bisa dipertimbangkan.
Mengembangkan Bisnis berbasis Technopreneurship
Di era yang serba modern ini semua pekerjaan yang dilakukan manusia tak lepas dari yang namanya gadget, maka dari itu bisnis di bidang technopreneurship akan sangat menguntungkan jika kita bisa bertindak di bidang IT itu sendiri, contoh seperti Bill Gates (Miscrasoft), Steve Jobs (Apple), Sergey Brin & Larry Page (Google), Mark Zuekenberg (Facebook), Jack Dorsey (Twitter), serta Kevin Systorm (Instagram). Para wirausahawan tersebut adalah contoh dari bisnis di bidang teknologi informasi.
Hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis berbasis technopreneurship adalah memahami jenis-jenis bisnis digital. Masih banyak pengusaha pemula yang belum memahami perbedaan jenisnya. Secara umum bisnis digital terbagi menjadi empat bagian yaitu Bisnis digital murni, versi digital dari bisnis nondigital, fasilitator digital dari bisnis nondigital, dan hybrid.
Digital murni adalah bisnis yang menawarkan produk dengan komponen “bits and bytes”, seperti pembuatan software secara luas. Misalnya software pendidikan, software khusus bisnis, dan lain-lain. Versi digital dari bisnis nondigital adalah bisnis yang menawarkan versi digital dari barang/jasa yang biasanya dijual dalam bentuk fisik, seperti menjual e-book, e-journal, dan e-comic. Fasilitator digital dari bisnis nondigital adalah bisnis yang menfasilitasi bisnis barang dan jasa menggunakan teknologi digital, seperti online shop. Sedangkan hybrid merupakan kombinasi penggunaan berbagai jenis bisnis digital untuk memaksimalkan pendapatan.
Mengetahui dan memahami jenis-jenis bisnis digital ini sangat penting, karena setiap jenisnya memiliki cara pemasaran dan target pasar yang berbeda, sehingga diperlukan strategi yang sesuai.
Peluang Usaha Di Bidang Digital
Dari jenis-jenis bisnis berbasis teckhnopreneurship, ada banyak peluang yang bisa dikembangkan. Khususnya bagi seseorang yang ingin menjadi tekcnopreneur sukses. Diantaranya adalah sebagai berikut
1) Web Development
Jasa pembuatan website ini harus bermodalkan keahlian di bidang IT. Membeli doamain, hosting, dan tentunya jaringan internet. Ini merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah sepi pembeli. Mengingat efektifitas internet yang hamper digunakan disemua bidang, menjadi web designer adalah pekerjaan yang menjanjikan.
2) Membuat Blog yang menarik dan menghasilkan
Ini merupakan hobi yang bisa menghasilkan uang. Kegemaran menulis sebaiknya dimanfaatkan selain sebagai sekedar hobi, juga bisa dinikmati oleh orang lain, yaitu dengan jalan menulis blog. Ada banyak cara supaya blog yang dibuat bisa menghasilkan, di antaranya bisa dipergunakan untuk menawarkan iklan didalam blog yang dibuat. Tapi untuk hal yang satu ini, diperlukan traffic yang tinggi agar orang mau memasang iklan pada blog yang dibuat. Menulis review tentang produk lain yang akan dibayar oleh yang memiliki produk. Atau dengan jalan membuat blog khusus untuk produk yang ingin dijual, hal tersebut bisa meningkatkan penjualan kita karena promosi yang tidak terlalu membutuhkan modal yang cukup banyak, dan bisa diakses oleh seluruh orang. Satu lagi dengan menggunakan system Pay Per Click (PPC) dimana system ini adalah dibayar per klik. Blog yang baik akan memiliki konten SEO dan menyajikan sesuatu yang menarik dan informative
3) Menjadi Penulis konten/artikel SEO (Search Engine Optimization)
Bagi seseorang yang hobi menulis, tidak ada salahnya berkarya di dunia digital. Dari beberapa ide peluang usaha, telah di highlight bahwa konten menarik dengan SEO akan lebih menaikkan traffic dan semakin direkomendasikan oleh mesin pencari, seperti Google, di halaman pertama mereka. Cara tersebut dapat ditempuh dengan menjadi penulis konten dengan bergabung ke dalam perusahaan atau penulis konten. Atau bisa menjadi penulis langganan bagi suatu web dan portal berita yang sudah mapan.
4) Media Sosial
Semakin hari media social semakin berkembang. Facebook, Instagram, Line dan masih banyak lagi. Disatu sisi media social tersebut bisa dimanfaat sebagai media bisnis. Bisa dipelajari bagaimana mengoptimalkan penggunaan media social untuk berbisnis, internet marketing atau juga bisa memanfaatkan fasilitas bisnis seperti shoopee, tokopedia, bukalapak dan lain sebagainya. Tentunya akan lebih bermanfaat, bukan hanya sekedar kesenangan belaka.
* Penulis adalah Guru Fisika di MA NU Miftahul Falah
Dewasa ini, sulitnya mencari lapangan pekerjaan bukan menjadi persoalan yang asing lagi di telinga kita. Kebutuhan akan tenaga kerja dibandingkan dengan pelamar kerja sangat jauh perbedaannya, sehingga pengangguran masih menjadi persoalan di Negara kita. Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2018 masih berjumlah 6,9 juta orang.
Salah satu karakteristik Indonesia adalah bahwa angka pengangguran cukup tinggi dihadapi oleh tenaga kerja muda usia 15 sampai 24 tahun, jauh lebih tinggi dari angka rata-rata pengangguran secara nasional. Mahasiswa yang baru lulus dari universitas dan siswa sekolah baik kejuruan dan menengah mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di pasar kerja nasional. Fenomena tersebut menuntut seseorang harus berfikir lebih agar dapat tetap menyambung hidup. Paradigma inilah yang akhirnya menciptakan gagasan technopreneurship di dunia wirausaha.
Apa itu Technopreneurship?
Istilah technopreneurship sejatinya berasal dari dua kata yakni enterpreneur dan teknologi. Raymond W.Y Kao menjelaskan bahwa seorang enterpreneur merupakan orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu gagasan menjadi realita. Seorang entrepreneur mampu melakukan upaya-upaya kreatif dan inofatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Technopreneurship merupakan proses pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. Antara technopreneur dan entrepreneur keduanya memiliki persamaan yaitu peduli profit, namun technopreneur memiliki satu keunggulan yaitu peduli teknologi. Singkatnya seorang technopreneur adalah seorang entrepreneur yang menggunakan aspek teknologi sebagai keunggulannya.
Menjadi teknopreneur yang sukses harus memiliki tiga syarat. 1) Memiliki sumber daya internal yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawan. Bakat dari lahir, keahlian dan keuletan, otak yang cerdas, kemampuan yang mendukung menjadi salah satu factor penentu keberhasilan seorang teknopreneur. 2) Memiliki sumber daya eksternal yakni factor penunjang yang bisa berbentuk modal usaha atau modal kerja. 3) Faktor X yakni sebuah kesempatan dan keberuntungan yang diberikan Allah kepada hambanya. Seorang calon teknopreneur harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya di atas dimiliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka akan merasa semakin optimis dan keputusan untuk membuat mimpi menjadi tunas-tunas kenyataan sebagai wirausahawan mandiri bisa dipertimbangkan.
Mengembangkan Bisnis berbasis Technopreneurship
Di era yang serba modern ini semua pekerjaan yang dilakukan manusia tak lepas dari yang namanya gadget, maka dari itu bisnis di bidang technopreneurship akan sangat menguntungkan jika kita bisa bertindak di bidang IT itu sendiri, contoh seperti Bill Gates (Miscrasoft), Steve Jobs (Apple), Sergey Brin & Larry Page (Google), Mark Zuekenberg (Facebook), Jack Dorsey (Twitter), serta Kevin Systorm (Instagram). Para wirausahawan tersebut adalah contoh dari bisnis di bidang teknologi informasi.
Hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis berbasis technopreneurship adalah memahami jenis-jenis bisnis digital. Masih banyak pengusaha pemula yang belum memahami perbedaan jenisnya. Secara umum bisnis digital terbagi menjadi empat bagian yaitu Bisnis digital murni, versi digital dari bisnis nondigital, fasilitator digital dari bisnis nondigital, dan hybrid.
Digital murni adalah bisnis yang menawarkan produk dengan komponen “bits and bytes”, seperti pembuatan software secara luas. Misalnya software pendidikan, software khusus bisnis, dan lain-lain. Versi digital dari bisnis nondigital adalah bisnis yang menawarkan versi digital dari barang/jasa yang biasanya dijual dalam bentuk fisik, seperti menjual e-book, e-journal, dan e-comic. Fasilitator digital dari bisnis nondigital adalah bisnis yang menfasilitasi bisnis barang dan jasa menggunakan teknologi digital, seperti online shop. Sedangkan hybrid merupakan kombinasi penggunaan berbagai jenis bisnis digital untuk memaksimalkan pendapatan.
Mengetahui dan memahami jenis-jenis bisnis digital ini sangat penting, karena setiap jenisnya memiliki cara pemasaran dan target pasar yang berbeda, sehingga diperlukan strategi yang sesuai.
Peluang Usaha Di Bidang Digital
Dari jenis-jenis bisnis berbasis teckhnopreneurship, ada banyak peluang yang bisa dikembangkan. Khususnya bagi seseorang yang ingin menjadi tekcnopreneur sukses. Diantaranya adalah sebagai berikut
1) Web Development
Jasa pembuatan website ini harus bermodalkan keahlian di bidang IT. Membeli doamain, hosting, dan tentunya jaringan internet. Ini merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah sepi pembeli. Mengingat efektifitas internet yang hamper digunakan disemua bidang, menjadi web designer adalah pekerjaan yang menjanjikan.
2) Membuat Blog yang menarik dan menghasilkan
Ini merupakan hobi yang bisa menghasilkan uang. Kegemaran menulis sebaiknya dimanfaatkan selain sebagai sekedar hobi, juga bisa dinikmati oleh orang lain, yaitu dengan jalan menulis blog. Ada banyak cara supaya blog yang dibuat bisa menghasilkan, di antaranya bisa dipergunakan untuk menawarkan iklan didalam blog yang dibuat. Tapi untuk hal yang satu ini, diperlukan traffic yang tinggi agar orang mau memasang iklan pada blog yang dibuat. Menulis review tentang produk lain yang akan dibayar oleh yang memiliki produk. Atau dengan jalan membuat blog khusus untuk produk yang ingin dijual, hal tersebut bisa meningkatkan penjualan kita karena promosi yang tidak terlalu membutuhkan modal yang cukup banyak, dan bisa diakses oleh seluruh orang. Satu lagi dengan menggunakan system Pay Per Click (PPC) dimana system ini adalah dibayar per klik. Blog yang baik akan memiliki konten SEO dan menyajikan sesuatu yang menarik dan informative
3) Menjadi Penulis konten/artikel SEO (Search Engine Optimization)
Bagi seseorang yang hobi menulis, tidak ada salahnya berkarya di dunia digital. Dari beberapa ide peluang usaha, telah di highlight bahwa konten menarik dengan SEO akan lebih menaikkan traffic dan semakin direkomendasikan oleh mesin pencari, seperti Google, di halaman pertama mereka. Cara tersebut dapat ditempuh dengan menjadi penulis konten dengan bergabung ke dalam perusahaan atau penulis konten. Atau bisa menjadi penulis langganan bagi suatu web dan portal berita yang sudah mapan.
4) Media Sosial
Semakin hari media social semakin berkembang. Facebook, Instagram, Line dan masih banyak lagi. Disatu sisi media social tersebut bisa dimanfaat sebagai media bisnis. Bisa dipelajari bagaimana mengoptimalkan penggunaan media social untuk berbisnis, internet marketing atau juga bisa memanfaatkan fasilitas bisnis seperti shoopee, tokopedia, bukalapak dan lain sebagainya. Tentunya akan lebih bermanfaat, bukan hanya sekedar kesenangan belaka.
* Penulis adalah Guru Fisika di MA NU Miftahul Falah
0 Komentar