KH. Ahmad Nadhif: Lima Hal yang Menggagalkan Seseorang Menjadi Saleh

{[["☆","★"]]}
KUDUS, manu-miffa.sch.id - Dalam sebuah Mauidhoh Hasanah yang disampaikan di acara Muwadaah dan Akhirussanah Yayasan NU Miftahul Falah pada Ahad (23/06/24), Pengasuh Pesantren Al-Husna Kajen Pati, KH. Ahmad Nadhif Abdul Mujib menegaskan pentingnya ilmu bagi kehidupan dan mengutip salah satu QS. Al-Anbiya ayat 105.

"Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh (QS. Al-Anbiya: 105)", Ucap beliau.

KH. Ahmad Nadhif, memberikan pesan terlebih kepada wisudawan putra dan wisudawan putri Yayasan NU Miftahul Falah agar memperhatikan kelima ini. Menurut beliau, ayat tersebut mengandung makna bahwa yang berhak berada di muka bumi ini hanyalah orang-orang yang saleh.

Beliau menekankan ada lima hal yang dapat menggagalkan seseorang untuk menjadi saleh. Yang pertama adalah merasa puas dengan kebodohan القناعة بالجهل.

Beliau juga mengutip perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa العلم خير من المال. Yang artinya, ilmu lebih baik daripada harta.

"Menurut Sayyidina Ali, orang yang hidupnya hanya disibukkan dengan mencari harta, maka dia sudah dianggap mati meskipun masih hidup. Sebagai contoh, para wali yang telah wafat, namun masih mampu menghidupi ratusan bahkan ribuan orang," Imbuhnya.

KH. Ahmad Nadhif melanjutkan dengan hadist dari Sayyidina Ali: العلم يحرصك وأنت تحرص المال. Yang artinya, Ilmu yang menjagamu tapi harta kamu yang menjaganya.

"Merasa puas dengan kebodohan ini contohnya adalah orang yang lebih memilih harta daripada ilmu," jelas KH. Ahmad Nadhif.

Beliau mengisyaratkan bahwa ilmu itu akan menjaga manusia, sedangkan harta harus manusia yang menjaga. Jika memilih ilmu, maka lebih mulia karena dijaga, sedangkan jika memilih harta, maka hanya sekedar menjadi penjaga.

Selain merasa puas dengan kebodohan, KH. Ahmad Nadhif juga menyebutkan empat hal lain yang dapat menggagalkan seseorang menjadi saleh yaitu tamak dengan dunia, bakhil terhadap kelebihan harta, riya dalam beramal, serta bersikap ujub atau terlalu membanggakan diri.

Selain itu dalam kegiatan Muwadaah ini MA NU Miftahul Falah memberikan apresiasi berupa beasiswa kepada siswa-siswi berprestasi. Seperti dua siswa yang sudah tuntas hafal 1002 bait Alfiyah dan lima siswa yang sudah hafal beberapa juz Al-Qur'an. Siswa-siswi ini merupakan wisudawan putra dan wisudawan putri yang sudah mengikuti penilaian hafalan dari penguji.

M. Fahmi Idris, salah satu penerima beasiswa, mengungkapkan perasaannya. "Saya sangat bahagia dan terharu. Akhirnya semua perjuangan yang saya lakukan membuahkan hasil," ungkapnya.

Setelah lulus, ia juga mengungkap rencananya untuk melanjutkan kuliah sambil menjalankan usaha.

"Semoga madrasah kita semakin berkah dan bermanfaat," Harapnya.

Ia juga memberikan pesan kepada adik-adik kelas untuk semangat belajar dan mempunyai mimpi yang besar.

"Tetap semangat dan jangan mudah menyerah. Fokuslah mengejar mimpi kalian. Karena semakin berat perjuangan, semakin indah hasilnya,"Ungkapnya.




Reporter


Mentari Ramadani Azhar, 
(siswi kelas XIB MA NU Miftahul Falah)

Posting Komentar

0 Komentar