Kudus, manu-miffa.sch.id. Farizka Mau'nnikmah dan Nabila Khusna, dua siwi kelas XIIA MA NU Miftahul Falah turut berpartisipasi sebagai peserta dalam acara lokakarya festival literasi di Pendopo Kabupaten Kudus pada Sabtu (14/9).
Lokakarya yang mengangkat tema literasi media sosial dan antikekerasan ini merupakan rangkaian kegiatan HUT Kota Kudus ke-475. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama Pemkab Kudus dan Kemendikbudristek dengan tujuan peningkatan literasi digital bagi pelaku pendidikan, mengurangi potensi kekerasan di dunia digital, dan brainstorming.
H. M. Hasan Chabibie, Penjabat Bupati Kudus menyampaikan sambutan sekaligus keynote speaker bahwa Kudus memiliki banyak lembaga pendidikan.
"Kudus merupakan kota pendidikan dengan jumlah lembaga pendidikan kurang lebih seribu dan pondok pesantren lebih dari 200", ungkapnya.
Menurut Hasan, Kabupaten Kudus menjadi rujukan dalam mengembangkan dunia pendidikan karena memiliki kualitas dan kuantitas yang baik.
"Melihat hal tersebut, perlu sekiranya menyelenggarakan kegiatan dalam rangkaian hari jadi Kota Kudus yang sasarannya adalah pelaku pendidikan," imbuhnya.
Pihaknya juga menyinggung tentang turbulensi media massa yang perlu mendapat perhatian karena penggunaan media sosial yang berdampak luar biasa bagi semua lapisan masyarakat.
"Kita harus mampu menyikapi secara bijak ketika bermedsos, lakukan saring sebelum sharing, bijak bermedsos untuk menumbuhkan harmoni, kesejukan dan budaya interaksi yang baik sehingga terhindar dari segala kekerasan. Media Anda saat ini adalah paspor masa yang akan datang," ujarnya.
DR. Siti Malaiha Dewi, S.Sos., M.Si. dekan Fakultas Dakwah IAIN Kudus, yang menjadi salah satu narasumber menerangkan maraknya kasus kekerasan dalam bermedia sosial seperti kekerasan psikis dan perundungan sehingga perlu adanya etika dalam bermedia sosial.
"Kasus kekerasan melalui media sosial sudah cukup tinggi, oleh karena itu ada beberapa pihak yang bisa mengatasi hal tersebut. Pihak tersebut adalah sekolah atau madrasah dan organisasi kemasyarakatan," jelasnya.
Sementara itu, narasumber kedua, Iwan Setyawan atau sering disapa Iwan, seorang penulis dan influencer yang kerap memberikan motivasi kepada para pengguna sosial media terutama para pelaku pendidikan, mengungkapkan pentingnya literasi untuk mempercantik otak.
"Wajah boleh diskincare, tapi yang harus dipercantik adalah otak, pemikiran kita. Anak muda harus disibukkan dengan kegiatan positif," ungkapnya.
Menurut Iwan, literasi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan mimpi, membuka jendela dunia dan lebih bijak dalam menghadapi persoalan zaman.
"Pendidikan itu harus fun, perlu disiplin. Paksalah dirimu untuk membaca, cari buku yang cocok hingga imajinasimu terlatih, mulailah dari buku sastra yang bagus dan indah. Budayakan membaca untuk menambah pengetahuan kita," sambungnya.
Lokakarya yang berjalan lebih dari tiga jam ini semakin menarik dan seru dengan adanya sesu tanya jawab dan kuis berhadiah.
Farizka Maunnikmah yang akrab disapa Monic salah satu peserta loka karya dari MA NU Miftahul Falah, mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut.
"Narasumber keren-keren dengan gaya penyampaian yang sangat menarik. Saya juga merasa termotivasi untuk terus membaca agar pengetahuan saya bertambah." akunya.
Reporter
Nabila Khusna
(Siswi kelas XII A MA NU Miftahul Falah)
0 Komentar