Pencegahan Kekerasan Seksual di Sekolah, Peran Media Sangat Penting

{[["☆","★"]]}

Pencegahan Kekerasan Seksual di Sekolah, Peran Media Sangat Penting 

Pemimpin Redaksi EDUKASIA.ID, HM Miftahul Arief dan nara sumber lainnya foto bersama peserta seminar pencegahan kekerasan seksual di lembaga pendidikan.


Semarang, manu-miffa.sch.id - Pemimpin Redaksi EDUKASIA.ID, HM Miftahul Arief, menegaskan peran penting media dalam menyadarkan masyarakat terkait kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. 

Pernyataan ini disampaikan dalam seminar bertema pencegahan kekerasan seksual di lembaga pendidikan yang diadakan oleh Yayasan Al Firdaus Bringin bersama Direktorat Pendidikan Agama Islam Kemenag RI, di MG Setos Hotel, Semarang, Jumat (13/12/2024).

Menurut Arief, publikasi dan pemberitaan mengenai kekerasan seksual memberikan kontribusi signifikan dalam membangun kesadaran publik terhadap isu ini. 

“Pemberitaan kekerasan seksual adalah dinamika yang menjanjikan dan kontributif untuk membangun narasi publik yang lebih peduli,” tuturnya.

Berbicara di hadapan guru Pendidikan Agama Islam (PAI), ketua OSIS, dan ROHIS SMA serta SMK se-Kota Semarang, Arief memaparkan sejumlah contoh pemberitaan media terkait pengungkapan kekerasan seksual di sekolah. 

Ia mendorong sekolah untuk memanfaatkan media sebagai sarana kampanye melawan kekerasan seksual melalui optimalisasi sumber daya internal.

“Sekolah dapat memaksimalkan sumber daya internal dengan konsistensi mengunggah konten di laman dan media sosial sekolah, memproduksi poster fisik maupun digital, serta melibatkan OSIS, ROHIS, dan siswa yang aktif di media sosial,” jelas Arief.

Selain itu, ia merekomendasikan strategi eksternal berupa kerja sama dengan media. Sekolah dapat mengundang wartawan dalam acara tertentu atau membuat rilis pemberitaan untuk disebarluaskan. 

Namun, ia mengingatkan agar publikasi terkait kekerasan seksual dilakukan dengan mematuhi kode etik jurnalistik.

“Identitas korban, terutama anak-anak, harus dilindungi untuk mencegah dampak psikologis dan hukum yang merugikan,” tegasnya.

Arief menekankan bahwa upaya ini harus dilakukan secara kolektif agar media dapat berfungsi sebagai alat edukasi sekaligus pencegahan kekerasan seksual di satuan pendidikan. 

Redaksi 

Posting Komentar

0 Komentar